Langsung ke konten utama

RAGU

Sekali lagi
Kau buat ku tak bisa menerka
Mengenai apa maunya hati ini
Kau buatku ragu
Memilih bertahan atau berubah haluan
Bak kapal pesiar
Kau lah kapten kapal
Dan aku hanyalah penumpang yang siap kau bawa kemanapun
Namun saat aku hendak ingin berpindah
Kau bawa paksa lagi kapalmu berlayar
Seakan tak kau bolehkan penumpangmu ini mendapat kesempatan
Untuk berlayar bersama kapten yang lain
Tapi aku baru ingat
Bahwa penumpangmu sangat banyak
Dan aku berpikir akankah aku jadi penumpang prioritas saat kapalmu berlayar?
Kau membuatku menjadi bingung
Aku nyaman berlayar bersamamu
Tapi akankah nanti
Saat kau berlayar untuk terakhir kali
Akankah aku menjadi penumpang satu-satunya
Yang akan berlabuh bersamamu
Berlayar ke tempat indah dan melalui semua bersama?
Akankah keraguan ini terjawab?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDECISION!!

Cipt. Rizka Dahlia Raut wajahmu tak lepas dari mataku Seakan-akan mengikuti arah bola mata Ku tutup mataku raut wajah itu semakin jelas Yang menandakan bahwa tak inginku kehilanganmu Waktu yang selalu ku hitung Menandakan bahwa aku selalu berada dalam bayang-bayangmu Dan setiap ku menghitung waktu Raut wajah itu membuat aku gila Sikapmu membuat ku penasaran Seperti apa dirimu sebenarnya Terkadang kau dingin seperti bongkahan es Dan bahkan hangat seperti selimut Tapi ia bersembunyi di balik itu semua Ku coba cari celah untuk mengetahui Tapi apalah daya Kau kembali bersembunyi Tunjukkanlah padaku tentangmu Sehingga hatiku tak ragu ketika ingin memilih Sungguh sikapmu yang tak tentu Membuatku bimbang Karna ketika hati ini ingin memilih Sang hati pun berbicara Semoga pilihanku tak meretakkanku kembali

KAPUR ATAU BAJA?

Cipt. Rizka Dahlia Rapuhnya hati serapuh kapur Saat diinjak ia seperti retakan tak berguna Berubah menjadi butiran debu Yang mengganggu insan Namun hati bisa setegar baja Tahan terhadap benturan Tahan terhadap hantaman Namun sang baja bisa rapuh jua Jika kita bandingkan hati dengan kedua benda tersebut? Seperti apakah ia? Apakah ia menjadi kapur? Ataukah ia menjadi baja? Tapi itu sama saja Sama-sama bisa rapuh Meskipun dalam jangka waktu yg beda Namun, hati ini lebih rapuh dari kapur Saat kau meremasnya dengan amarah dan egomu Hancur berkeping-keping Tak bisa lagi kau susun seperti sedia kala Karna itu hanya angan jua Mata berdiam diri menatap sepi Mulut bungkam seribu bahasa Telinga tuli tak mendengar sepatah kata Tapi hati berteriak murka Matapun kini menahan diri Mengeluarkan butiran mutiara hitamnya Mulut mulai bergumam Mengungakapkan bait-bait doanya Berharap bahwa hati akan terobati Dan tak lagi menjadi rapuh kembali

"HATI EMAS SANG CINTA"

Cipt. Rizka Dahia Sang cinta terbelenggu oleh kasmarannya Seputih kapas tak bernoda Karna cintnya suci Untuk imam yang diridhai Saat ini cinta putih tlah menemukan seseorang yg indah Namun sang cinta tak mampu untuk mengutarakan Sang cinta hanya diam membeku Tapi ia selalu berusaha menjadi bagian dari kehidupannya Diam Hanya itu yg dapat di lakukan sang cinta Hatinya tak dapat diterka Pikirannya tak dapat dikira Sang cinta bertahan untuknya Karena cinta nan suci selalu mempertahankan dalam kondisi terburuk sekalipun Diam bagaikan emas untuk sang cinta Karena tidak ada yg tau tentang keresahannya Hingga ia tak perlu takut bila semua sirna Tapi sang cinta percaya Ridha Allah selalu menyertai sang cinta Karna cinta sejati bukan mengenai raga Tapi mengenai hati yg selalu terhubung Tanpa ada yg saling mengetahui Saling mendoakan adalah cara sang cinta memberikan kasih sayang satu sama lain Hingga mereka kelak di pertemukan sebagai sepasang cinta yg abad