Langsung ke konten utama

"HATI EMAS SANG CINTA"

Cipt. Rizka Dahia

Sang cinta terbelenggu oleh kasmarannya
Seputih kapas tak bernoda
Karna cintnya suci
Untuk imam yang diridhai
Saat ini cinta putih tlah menemukan seseorang yg indah
Namun sang cinta tak mampu untuk mengutarakan
Sang cinta hanya diam membeku
Tapi ia selalu berusaha menjadi bagian dari kehidupannya
Diam
Hanya itu yg dapat di lakukan sang cinta
Hatinya tak dapat diterka
Pikirannya tak dapat dikira
Sang cinta bertahan untuknya
Karena cinta nan suci selalu mempertahankan dalam kondisi terburuk sekalipun
Diam bagaikan emas untuk sang cinta
Karena tidak ada yg tau tentang keresahannya
Hingga ia tak perlu takut bila semua sirna
Tapi sang cinta percaya
Ridha Allah selalu menyertai sang cinta
Karna cinta sejati bukan mengenai raga
Tapi mengenai hati yg selalu terhubung
Tanpa ada yg saling mengetahui
Saling mendoakan adalah cara sang cinta memberikan kasih sayang satu sama lain
Hingga mereka kelak di pertemukan sebagai sepasang cinta yg abadi
AMIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDECISION!!

Cipt. Rizka Dahlia Raut wajahmu tak lepas dari mataku Seakan-akan mengikuti arah bola mata Ku tutup mataku raut wajah itu semakin jelas Yang menandakan bahwa tak inginku kehilanganmu Waktu yang selalu ku hitung Menandakan bahwa aku selalu berada dalam bayang-bayangmu Dan setiap ku menghitung waktu Raut wajah itu membuat aku gila Sikapmu membuat ku penasaran Seperti apa dirimu sebenarnya Terkadang kau dingin seperti bongkahan es Dan bahkan hangat seperti selimut Tapi ia bersembunyi di balik itu semua Ku coba cari celah untuk mengetahui Tapi apalah daya Kau kembali bersembunyi Tunjukkanlah padaku tentangmu Sehingga hatiku tak ragu ketika ingin memilih Sungguh sikapmu yang tak tentu Membuatku bimbang Karna ketika hati ini ingin memilih Sang hati pun berbicara Semoga pilihanku tak meretakkanku kembali

KAPUR ATAU BAJA?

Cipt. Rizka Dahlia Rapuhnya hati serapuh kapur Saat diinjak ia seperti retakan tak berguna Berubah menjadi butiran debu Yang mengganggu insan Namun hati bisa setegar baja Tahan terhadap benturan Tahan terhadap hantaman Namun sang baja bisa rapuh jua Jika kita bandingkan hati dengan kedua benda tersebut? Seperti apakah ia? Apakah ia menjadi kapur? Ataukah ia menjadi baja? Tapi itu sama saja Sama-sama bisa rapuh Meskipun dalam jangka waktu yg beda Namun, hati ini lebih rapuh dari kapur Saat kau meremasnya dengan amarah dan egomu Hancur berkeping-keping Tak bisa lagi kau susun seperti sedia kala Karna itu hanya angan jua Mata berdiam diri menatap sepi Mulut bungkam seribu bahasa Telinga tuli tak mendengar sepatah kata Tapi hati berteriak murka Matapun kini menahan diri Mengeluarkan butiran mutiara hitamnya Mulut mulai bergumam Mengungakapkan bait-bait doanya Berharap bahwa hati akan terobati Dan tak lagi menjadi rapuh kembali